STRATEGI PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA
STRATEGI
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL INDONESIA
Setelah membahas semua
tentang perdagangan internasional yang perlu kita ketahui, kami akan lanjut
membahas tentang perdagangan internasional khusunya di Indonesia. Kami akan
membahas beberapa strategi perdagangan internasional oleh Indonesia. Sebelum
masuk ke strategi, kita akan memberitahu Anda tentang masalah perdagangan
internasional yang negera kita hadapi.
PERMASALAHAN
Menurut Mari Elka, mentri
perdagangan RI periode 2004-2011, sejak lama regulasi perdagangan di tanah air
kita hanyalah mengacu pada kesepakatan global atau dunia. Dulu kita melakukan
integrasi ekonomi berdasarkan ASEAN, masing-masing negara melakukan reformasi
dalam konteks WTO dan komitmen internasional kita. Sekarang, komitmen internasional
untuk melakukan reformasi berkurang.
Masalahnya, meski ikut
kesepakatan internasional, saat ini kondisi perdagangan global tak lagi
menguntungkan RI. “Kita tak punya enviroment eksternal yang membantu, sehingga
kita harus membantu diri sendiri. Dari dulu pertumbuhan perdagangan kita untuk
melayani pasar di luar Asia,” tutur Mari Elka.
Selain itu, pelemahan
ekonomi global masih dirasakan hingga tahun 2017. Selain itu, perdagangan
internasional berupa ekspor dan impor di tahun ini juga diperkirakan masih
sangat lemah. “Perdagangan dunia perlemahan masih sangat sistemik fundamental
sudah lama. Pemulihan pertumbuhan ekonomi dunia dai sisi perdagangan
internasional tidak secepat pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Perdagangan
internasional masih sangat lemah,” ujari Sri Mulyani pada konfrensi pers di
Kantor Pusat Direktorat Jendral Pajak, Jakarta, 16 Agustus 2016.
Lemahnya ekspor dan impor
pada tahun 2017 juga akan mempengaruhi penerimaan negara dari bea masuk barang.
Tapi, pihak Sri Mulyani menegaskan bahwa sebagian besar perbaikan ekonomi di
tahun 2017 masih bisa dirasakan.
Badan Pusat Statistik
merilis neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 mengalami defisit
sebesar USD 676 juta. Kepala BPS Suhariyanto mengtatakan bahwa ekspor nonmigas
Januari 2018 mencapai USD 13,17 miliar, turun 1,45% dibanding Desember 2017.
Tapi, naik 8.57% dibanding Januari 2017.
Sementara, nilai impor
Indonesia pada Januari 2018 yang mencapai USD 15,13 miliar atau naik 26,44%
pada Januari 2017. Impor nonmigas Januari 2018 mencapai USD 12,99 miliar atau
naik 3,65% dibanding Desember 2017. Impor migas Januari 2018 mencapai USD 2,14
miliar atau turun 16,31% dibanding Desember 2017, tapi, meningkat 17,35%,
dibanding Januari 2017.
Selain itu, ada beberapa lagi masalah yang dihadapi Indonesia dalam hal perdagangan internasional, yaitu: pemberlakuan ACFTA atau ASEAN-China Free Trade Area pada 1 Januari 2013.
ACFTA menggunakan prinsip perdagangan bebas. Perdagangan bebas tersebut didefinisikansebagai tidak adanya hambatan buatan, yakni hambatan yang diterapkan pemerintah dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Bagi pendukung ACFTA, kesepakatan ini akan bermakna besar bagi kepentingan geostrategis dan ekonomis Indonesia dan Asia Tenggara secara keseluruhan (Kompas, Senin, 18 Januari 2010). Namun bagi penentangnya, penerapan ACFTA dikhawatirkan bakal menghancurkan industri nasional. Sebab, tarif bea masuk barang-barang dari China ke ASEAN, khususnya Indonesia menjadi nol persen. Hal ini tentu akan mengancam industri dalam negeri dikarenakan produk China terkenal dengan harga murah. Penerapan ACFTA memang membawa konsekuensi yang besar. Tanpa kebijakan yang sistematis dan terarah, kesepakatan ACFTA hanya menjadi bumerang bagi Indonesia.
Siap atau tidak, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Pendirian ACFTA akan mempunyai dampak kepada Indonesia, baik dampak positif maupun negatif. Positifnya, Indonesia dengan mudahnya mendapatkan barang impor hasil olahan China, dimana masyarakat Indonesia bisa memenuhi kebutuhannya yang tidak bisa diproduksi dalam negeri. Salah satu dampak negatifnya adalah sifat ketergantungan terhadap barang impor khususnya buatan China. Sebelum adanya perjanjian perdagangan bebas dengan Cina sajata sudah mendapatkan hampir segala produk yang dipergunakan di rumah dan perkantoran bertuliskan Made in China.
Selain itu, ada beberapa lagi masalah yang dihadapi Indonesia dalam hal perdagangan internasional, yaitu: pemberlakuan ACFTA atau ASEAN-China Free Trade Area pada 1 Januari 2013.
ACFTA menggunakan prinsip perdagangan bebas. Perdagangan bebas tersebut didefinisikansebagai tidak adanya hambatan buatan, yakni hambatan yang diterapkan pemerintah dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Bagi pendukung ACFTA, kesepakatan ini akan bermakna besar bagi kepentingan geostrategis dan ekonomis Indonesia dan Asia Tenggara secara keseluruhan (Kompas, Senin, 18 Januari 2010). Namun bagi penentangnya, penerapan ACFTA dikhawatirkan bakal menghancurkan industri nasional. Sebab, tarif bea masuk barang-barang dari China ke ASEAN, khususnya Indonesia menjadi nol persen. Hal ini tentu akan mengancam industri dalam negeri dikarenakan produk China terkenal dengan harga murah. Penerapan ACFTA memang membawa konsekuensi yang besar. Tanpa kebijakan yang sistematis dan terarah, kesepakatan ACFTA hanya menjadi bumerang bagi Indonesia.
Siap atau tidak, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Pendirian ACFTA akan mempunyai dampak kepada Indonesia, baik dampak positif maupun negatif. Positifnya, Indonesia dengan mudahnya mendapatkan barang impor hasil olahan China, dimana masyarakat Indonesia bisa memenuhi kebutuhannya yang tidak bisa diproduksi dalam negeri. Salah satu dampak negatifnya adalah sifat ketergantungan terhadap barang impor khususnya buatan China. Sebelum adanya perjanjian perdagangan bebas dengan Cina sajata sudah mendapatkan hampir segala produk yang dipergunakan di rumah dan perkantoran bertuliskan Made in China.
STRATEGI
Strategi yang pertama
adalah penetrasi atau konsentrasi pasar yang artinya pemilihan, secara sengaja,
sedikit pasar untuk dikembangkan dengan lebih intensif. Strategi seperti ini
ditandai oleh tingkat pertumbuhan yang perlahan-lahan dan bertahap jumlah pasar
yang dilayani. Strategi ini biasanya berarti penjualan kepada sekelompok kecil
pasar.
Strategi
yang kedua adalah pemayaran pasar. Tujuan dari pemayaran pasar adalah untuk
memperoleh tingkat hasil imbalan yang tinggi sambil mempertahankan tingkat
komitmen sumber daya yang rendah. Pemayaran pasar membutuhkan pengelolaan
sumber daya. Keunggulan relatif rancangan ini meliputi keluwesan, konsentrasi,
dan cara menggali secara cepat beberapa keunggulan yang signifikan. Strategi
ini melibatkan penjualan kepada sejumlah besar pasar tanpa megkonsentrasikan
upaya besar pada sejumlah negara tertentu.
Tapi, dalam jangka
panjang, strategi diversifikasi tidaklah disarankan karena strategi ini dapat
menyebabkan penyusutan jumlah pasar. Pola yang berbeda dari ekspansi pasar
mungkin akan menyebabkan pengembangan kandidat kompetitif yang berbeda-beda di
pasar yang berlainan. Dengan anggara dan sumber daya yang terbatas, besarnya
sumber daya yang dialokasikan kepada setiap pasar di bawah startegi
difersifikasi akan lebih rendah dibandingkan dibawah strategi konsentrasi.
Semua startegi ini
sebenarnya dikembalikan lagi ke negara yang ingin berkompetisi di perdagangan
internasional. Indonesia juga terhitung. Jika negara kita salah memilih
strategi untuk mengikuti kompetisi di dalam perdagangan internasional ini, kita
tidak akan menang. Jadi, pasar di negara kita haruslah hati-hati dan bijak
dalam memilih strategi yang akan digunakan.
SOLUSI DARI KITA
1. IMPOR
Karena adanya perdagangan
internasional, maka banya barang impor yang masuk ke Indonesia. Cara yang seharusnya
pemerintah lakukan bukanlah dengan larangan impor, tapi, impor hanya dilakukan
untuk barang-barang yang benar-benar kita butuhkan dan bukan berarti
barang-barang kita harus terpaku terhadap impor juga. Kita juga harus tetap
menggunakan barang-barang lokal.
2. MATA UANG
Perbedaan kurs mata uang menjadi salah satu masalah dalam perdagangan internasional. Contohnya dalam ekspor dan impor. Di saat melakukan aktivitas impor, negara indonesia membeli barang dari luar yang hasil penjualan diterima oleh penjual tersebut. Dengan mengimpor ini lah menjadi salah satu penyebab Kurs mata uang indonesia turun. Lalu bagaimana caranya? Cara untuk menaikan kurs mata uang indonesia adalah:
Memperketat pemberlakukan aktivitas impor hanya untuk barang/jasa yang sangat dibutuhkan dan sulit ditemukan di Indonesia.
Membeli produk lokal, mengapa? Karena dengan membeli produk lokal ini adalah salah satu cara untuk memperketat aktivitas impor sekaligus bersaing dengan barang impor. Tentu saja jika ingin produk lokal ini banyak dibeli, produsen harus memproduksi barang/jasa yang kreatif,murah dan sangat dibutuhkan.
Memperbanyak aktivitas ekspor, dengan memperbanyak aktivitas ekspor tentunya barang/jasa yang akan di ekspor harus memiliki nilai yang tinggi,sangat dibutuhkan,dan kreatif. Dengan melakukan ekspor ini lah kita mendapatkan keuntungan karena adanya perbedaan kurs mata uang jadi lebih menguntungkan kita.
Perbedaan kurs mata uang menjadi salah satu masalah dalam perdagangan internasional. Contohnya dalam ekspor dan impor. Di saat melakukan aktivitas impor, negara indonesia membeli barang dari luar yang hasil penjualan diterima oleh penjual tersebut. Dengan mengimpor ini lah menjadi salah satu penyebab Kurs mata uang indonesia turun. Lalu bagaimana caranya? Cara untuk menaikan kurs mata uang indonesia adalah:
Memperketat pemberlakukan aktivitas impor hanya untuk barang/jasa yang sangat dibutuhkan dan sulit ditemukan di Indonesia.
Membeli produk lokal, mengapa? Karena dengan membeli produk lokal ini adalah salah satu cara untuk memperketat aktivitas impor sekaligus bersaing dengan barang impor. Tentu saja jika ingin produk lokal ini banyak dibeli, produsen harus memproduksi barang/jasa yang kreatif,murah dan sangat dibutuhkan.
Memperbanyak aktivitas ekspor, dengan memperbanyak aktivitas ekspor tentunya barang/jasa yang akan di ekspor harus memiliki nilai yang tinggi,sangat dibutuhkan,dan kreatif. Dengan melakukan ekspor ini lah kita mendapatkan keuntungan karena adanya perbedaan kurs mata uang jadi lebih menguntungkan kita.
3. SUBSIDI
Sebenarnya dengan adanya
subsidi, barang yang dihasilkan dalam negri mungkin saja bisa menyamai produk
impor, jika diberi; keringanan pajak, pemberian fasilitas, dan pemberian kredit
bank yang murah. Dengan kebijakan subsidi yang bersifat memberi bantuan kepada
produk dalam negri agar dapat menaikan GDP.
4. KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Kualitas sumber daya
manusia yang rendah dapat mempengaruhi alkultural perdagangan internasional.
Jika SDM ceroboh, maka kualitas dari hasil produksi akan menjadi rendah. Negara
yang memiliki produk rendah akan sulit bersaing dengan negara lain yang
memiliki kualitas barang yang lebih baik.
Kita dapat mengatasi SDM
berkualitas rendah, mulai dari memperbaiki sistem pendidikan. Dengan sistem
pendidikan yang buruk dapat menyebabkan kurangnya kulitas SDM. Pemerintah
sebaiknya melakukan penyuluhan tentang betapa pentingnya pendidikan dan
memperbaiki sarana dan prasarana sekolah agar terciptanya SDM yang
berpendidikan.
5. MENCIPTAKAN BIAYA PRODUKSI YANG RENDAH
Biaya produksi rendah bagi industri dalam negeri dapat diciptakan dengan pertama, menurunkan suku bunga pinjaman bank. Suku bunga pinjaman yang diterapkan di Indonesia adalah 13,6 persen. Suku bunga tersebut dianggap terlalu tinggi dan membebani para pengusaha, terutama UKM.
Bunga yang relatif tinggi memberikan bagi perusahaan maupun perorangan untuk meminjam uang karena biayanya dianggap masih mahal. Implikasi bunga pinjaman yang tinggi lainnya adalah akan menyebabkan sektor manufaktur sulit bersaing. Bunga pinjaman tersebut akan membebani ongkos kapital sehingga menaikkan biaya produksi. Dan selanjutnya seperti yang telah disebutkan di atas yakni membuat biaya produksi tinggi dan memaksa harga produk pun menjadi lebih mahal. Dengan demikian diperlukan
penurunan suku bunga pinjaman agar meringankan beban biaya produksi dan juga mendorong pembukaan usaha-usaha baru agar terbuka kesempatan kerja lebih luas.
6. MEMPERBAIKI INFRASTRUKTUR
Ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya produksi. Penurunan kinerja infrastruktur berimplikasi pada terhambatnya distribusi barang dan jasa yang menyebabkan kenaikan biaya angkut, sehingga biaya produksi meningkat. Hal inilah mengapa perbaikan infrastruktur akan sangat menekan biaya
produksi.
7. PENGEMBANGAN KOMODITAS BERBASIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF
Keunggulan di sektor perkebunan perlu mendapat perhatian khusus. Diperlukan pengembangan produk-produk perkebunan bernilai tambah berupa olahan. Sehingga ekspor komoditas perkebunan tidak lagi berupa bahan mentah, namun mempunyai nilai tambah yang memberikan pendapatan yang lebih tinggi.
SUMBER
kompasiana.com
indoforwarding.com
ekonomi.kompas.com
m.detik.com
materiips.com
bayu96ekonomos.wordpress.com
ekbis.sindonews.com
maaf, pemayaran itu apa? saya sudah cari di KBBI tapi tidak menemukan artinya
ReplyDelete